TEORI BIROKRASI
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya : The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Menurut Weber bentuk organisasi yang birokratik secara kodratnya adalah bentuk organisasi yang paling efisien.
Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1. Pembagian kerja yang jelas.
2. Hirarki wewenang yang di rumuskan secara baik.
3. Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi.
4. Sistem prosedur bagi pananganan situasi kerja.
5. Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan.
6. Hubungan-hubungan antar pribadi yang bersifat “impersonal”.
Jadi, birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.
TEORI ADMINISTRASI
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori administrasi berkembang sejak tahun 1900. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serata Mooney dan Reiley di Amerika.
Henri Fayol
Henri Fayol (1841-1925), seorang indrustrialis dari Perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal, Administration Industrielle et Generale (administrasi industri dan umun).
Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan indrustial dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok :
1. Kegiatan-kegiatan teknikal
2. Kegiatan-kegiatan komersial
3. Kegiatan-kegiatan financial.
4. Kegiatan-kegiatan keamanan.
5. Kegiatan-kegiatan akuntansi.
6. Kegiatan-kegiatan manajerial.
Fayol mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi.
Prinsip-prinsip dari fuyol tersebut, sebagai berikut :
1. Pembagian kerja.
2. Wewenang dan tanggung jawab.
3. Disiplin.
4. Kesatuan perintah.
5. Kesatuan pengarahan.
6. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
7. Balas jasa.
8. Sentralisasi.
9. Rantai scalar.
10. Aturan.
11. Keadilan.
12. Kelanggengan personalia.
13. Inisiatif.
14. Semangat korps.
URWICK DAN GULICK : MOONEY DAN REILLY
A Technical Problem dan The Function of Administrasion. Kedua makalah ini kemudian dimuat dalam buku kumpulan makalah tentang organisasi, Papers on the Science of Administration.
Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerjam koordinasi, penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan, proses, personalia, dan tempat” dan penggunaan staff.
Di Amerika Serikat, James D. Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka, Onward Industry.
Mereka menekankan tiga prinsip organisasi yag mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga konsep tersebut adalah :
1. Prinsip koordinasi.
2. Prinsip scalar.
3. Prinsip fungsional.
MANAJEMEN ILMIAH
Manajemen ilmiah (Scientific Manajement), dikembangkan mulai sekitar tahun 1900, oleh Frederick Winslow Taylor, telah dipergunakan cukup luas.
Taylor mencoba mengembangkan metode kerja yang lebih efisien dengan mengadakan pendekatan ilmiah terhadap masalah-masalah manajemen.
Sebagai hasilnya dia mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
1. Menggantikan metoda-metoda kerja dalam praktek dengna berbagai metoda yg dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2. Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi.
4. Dikembangkan semangat dan mental para karyawan.
Secara ringkas,Taylor mengindetifikasikan karakteristik manajemen ilmiah :
Science not rule of thumb
Harmony, not discord.
Coorperation, not individualism
Maximum output, in place of rentricted output.
The development of each man to his greatest efficiency and prosperity.
TEORI KLASIK : ANATOMI ORGANISASI FORMAL
Teori organisasi klasik hamper sepenuhnya menguraikan anatomi formal. Hal ini tercantum dalam teori-teori di muka yang dikemukakan oleh para penulis terkenal, antara lain seperti weber, Fayol,Taylor , dll.
Definisi Organisasi Formal
Empat Unsur pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam leteratur- leteratur manajemen adalah :
1. Sistem kegiatan terkoordinasi.
2. Kelompok orang.
3. Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Organisasi formal adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Dasar-dasar organisasi menurut teori klasik
Adanya suatu organisasi atau koordinasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan kegiatan” itu mungkin terjadi. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kekuasaan
2. Saling melayani
3. Doktrin
4. Disiplin
Tiang dasar teori organisasi formal
1. Pembagian kerja.
2. Proses scalar dan fungsional
3. Struktur
4. Rentang kendali (span of control)
BAB III
TEORI ORGANISASI NEOKLASIK
Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik.
Anggapan dasar teori neoklasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
PERKEMBANGAN TEORI NEOKLASIK
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yag dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Garder danMoore , Human Ralation in Industry dan sebagainya.
Hugo Munsterberg
Hugo munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial Efficiency, pada tahun 1913. Munsterberg sangat menghargai hasil kerja pencetus-pencetus manajemen ilmiah seperti Taylot, gilberth, Emerson, Gantt dan lainnya.
Percobaan-percobaan Hawthorne
Permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi (teori neo-klasik) ditandai dengan percobaan-percobaan Hawthorne yang dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932, di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chicago, dan disponsori oleh National Research Council (lembaga riset nasional).
Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan (cahaya) dalam pekerjaan terhadap produktivitas kerja atau efisiensi para karyawan.
Percobaan kedua dimulai pada bulan April tahun 1927. Percobaan ini melibatkan kelompok kecil pekerja, yang terdiri dari enam orang gadis pekerja pada perakitan listrik.
Bulan Nopember, tahun 1931 percobaan terakhir dimulai. Tujuan observasi ini adalah untuk lebih memahami bagaimana norma-norma yang mengendalikan hasil kerja setiap organisasi dikembangkan oleh kelompok sosial para pekerja atau organisasi informal.
Konstribusi penting studi Howthorne. Penemuan-penemuan Hawthorn, bagaimanapun juga telah menambah dimensi-dimensi baru esensial bagi teori organisasi. Akhirnya percobaan-percobaanHawthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangar berpengaruh pada organisasi.
BAB IV
TEORI ORGANISASI MODERN
Teori organisasi modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sitem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu system terbuka yang harus, bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.
Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang sisiplin limu pengetahuan. Interaksi dinamis antar proses-proses, bagian-bagian dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain, dan dengan lingkungan, merupakan inti pembahasan teori modern.
DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANSASI MODERN
Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, walaupun beberapa tulisan telah di buat sebelumnya.
Teori modern dalam banyak hal mendasar berbeda dengan teori klasik..
Pertama : teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi.
Teori modern, dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
Kedua : ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertical. Teori neoklasik, sebenarnya bukan teori, mengubah teori klasik dengan menekankan pentingnya aspek perilaku manusia dalam organisasi.
Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dengan konsep-konsep yang lebih maju.
Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sengat kompleks, dinamis, multilevel, multidimentional, multivariable, dan probabilistik.
Sebagai suatu system, organisasi terdiri atas 3 unsur :
(1) unsure strukturyang bersifat makro (2) unsure proses yang juga bersifat makro dan (3) unsur prilaku naggota organisasi yang bersifat mikro.
Teori Sistem Umum
Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal.
Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titik awal.
Ada beberapa tingkatan sistem yang harus diintegrasikan.
Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat sistem sebagai berikut :
1. struktur static
2. sistem dinamik sederhana
3. sistem sibernetik
4. sistem terbuka
5. sistem genetika social
6. sistem hewani
7. sistem manusiawi
8. sistem transdental
Konsep sistem ini menjadi dasar utama analisa organisasi dalam teori organisasi modern.
Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori sistem umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi. Perbedaannya hanya terletak pada tingkatan yang dicakup dalam bahasanya. Teori sistem umum membicarakan setiap tingkatan sistem, sedangkan teori organisasi modern memusatkan diri terutama pada tingkat organisasi manusia.
Kedua teori ini, teori organisasi modern dan teori sistem umum, mempelajari :
1. bagian-bagian dalam keseluruhan dan pergerakana individu di dalam dan di luar sistem.
2. interaksi individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam sistem.
3. interaksi di antara individu-individu dalam sistem.
4. masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.
PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
Berikut ini sebagai rnagkuman akan di bahas pendekatan-pendekatan manajemen, yaitu pendekatan-pendekatan proses, perilaku, kuantitatif, sistem dan situasional.
Pendekatan Proses
Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional, atau klasik.
Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen.
Dalam bukunya yang berjudul The Elements of Administration, Lyndall Urwick menyebutkan dua puluh sembilan prinsip, sedangkan Fayol mengemukakan empat belas prinsip. Prinsip-prinsip ini dinyatakan kedua tokoh ini hamper mencakup semua prinsip pendekatan klasik.
Empat prinsip pendekatan proses klasik yang penting adalah : (1) kesatuan perintah, (2) persamaan wewenang dan tanggung jawab (3) rentang kendali yang terbatas (4) delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin.
Pendekatan Keperilakuan
Pendekatan keperilakuan muncul karena terhadap pendekatan klasik. Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi, mengemukakan bahwa pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja, Karena mengabaikan factor prilaku masing-masing individu yang berbeda-beda dalam organisasi. Pendekatan keperilakuan menekankan pentingnya kooperasi dan moral karyawan.
Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif sering dinyatakan dengan istilah management science atau opertions research (OR). Pendekatan ini terutam memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitatif.
Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dapat dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis, dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metoda kuantitatif untuk memperoleh hasil optimum. Pendekatan ini menganalisa masalah menajemen secara logic dan mengembangkan berbagai alternative keputusan pemecahannya.
Pendekatan Sistem
Merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori sistem umum atau analisis sistem. Pendekatan sistem terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas.
Pendekatan Situasional (Contingency)
Pendekatan Situasional muncul Karen ketidak puasan atas tanggapan keuniversalan dan kebutuhan memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Pendekatan ini menggunakan hubungan-hubungan fungsional “bila- maka” (if – then). Dimana “bila” menunjukkan variable-variabel lingkungan dan “maka” terdiri atas konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, yang mengarahkan ke pencapaian tujuan organisasi.Ada tiga komponen pokok dalam kerangka konseptual untuk pendekatan situasional : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen dan hubungan kontingensi antara keduanya.
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya : The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Menurut Weber bentuk organisasi yang birokratik secara kodratnya adalah bentuk organisasi yang paling efisien.
Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1. Pembagian kerja yang jelas.
2. Hirarki wewenang yang di rumuskan secara baik.
3. Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi.
4. Sistem prosedur bagi pananganan situasi kerja.
5. Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan.
6. Hubungan-hubungan antar pribadi yang bersifat “impersonal”.
Jadi, birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.
TEORI ADMINISTRASI
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori administrasi berkembang sejak tahun 1900. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serata Mooney dan Reiley di Amerika.
Henri Fayol
Henri Fayol (1841-1925), seorang indrustrialis dari Perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal, Administration Industrielle et Generale (administrasi industri dan umun).
Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan indrustial dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok :
1. Kegiatan-kegiatan teknikal
2. Kegiatan-kegiatan komersial
3. Kegiatan-kegiatan financial.
4. Kegiatan-kegiatan keamanan.
5. Kegiatan-kegiatan akuntansi.
6. Kegiatan-kegiatan manajerial.
Fayol mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi.
Prinsip-prinsip dari fuyol tersebut, sebagai berikut :
1. Pembagian kerja.
2. Wewenang dan tanggung jawab.
3. Disiplin.
4. Kesatuan perintah.
5. Kesatuan pengarahan.
6. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
7. Balas jasa.
8. Sentralisasi.
9. Rantai scalar.
10. Aturan.
11. Keadilan.
12. Kelanggengan personalia.
13. Inisiatif.
14. Semangat korps.
URWICK DAN GULICK : MOONEY DAN REILLY
A Technical Problem dan The Function of Administrasion. Kedua makalah ini kemudian dimuat dalam buku kumpulan makalah tentang organisasi, Papers on the Science of Administration.
Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerjam koordinasi, penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan, proses, personalia, dan tempat” dan penggunaan staff.
Di Amerika Serikat, James D. Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka, Onward Industry.
Mereka menekankan tiga prinsip organisasi yag mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga konsep tersebut adalah :
1. Prinsip koordinasi.
2. Prinsip scalar.
3. Prinsip fungsional.
MANAJEMEN ILMIAH
Manajemen ilmiah (Scientific Manajement), dikembangkan mulai sekitar tahun 1900, oleh Frederick Winslow Taylor, telah dipergunakan cukup luas.
Sebagai hasilnya dia mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
1. Menggantikan metoda-metoda kerja dalam praktek dengna berbagai metoda yg dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2. Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi.
4. Dikembangkan semangat dan mental para karyawan.
Secara ringkas,
Science not rule of thumb
Harmony, not discord.
Coorperation, not individualism
Maximum output, in place of rentricted output.
The development of each man to his greatest efficiency and prosperity.
TEORI KLASIK : ANATOMI ORGANISASI FORMAL
Teori organisasi klasik hamper sepenuhnya menguraikan anatomi formal. Hal ini tercantum dalam teori-teori di muka yang dikemukakan oleh para penulis terkenal, antara lain seperti weber, Fayol,
Definisi Organisasi Formal
Empat Unsur pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam leteratur- leteratur manajemen adalah :
1. Sistem kegiatan terkoordinasi.
2. Kelompok orang.
3. Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Organisasi formal adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Dasar-dasar organisasi menurut teori klasik
Adanya suatu organisasi atau koordinasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan kegiatan” itu mungkin terjadi. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kekuasaan
2. Saling melayani
3. Doktrin
4. Disiplin
Tiang dasar teori organisasi formal
1. Pembagian kerja.
2. Proses scalar dan fungsional
3. Struktur
4. Rentang kendali (span of control)
BAB III
TEORI ORGANISASI NEOKLASIK
Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik.
Anggapan dasar teori neoklasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
PERKEMBANGAN TEORI NEOKLASIK
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yag dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Garder dan
Hugo Munsterberg
Hugo munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial Efficiency, pada tahun 1913. Munsterberg sangat menghargai hasil kerja pencetus-pencetus manajemen ilmiah seperti Taylot, gilberth, Emerson, Gantt dan lainnya.
Percobaan-percobaan Hawthorne
Permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi (teori neo-klasik) ditandai dengan percobaan-percobaan Hawthorne yang dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932, di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chicago, dan disponsori oleh National Research Council (lembaga riset nasional).
Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan (cahaya) dalam pekerjaan terhadap produktivitas kerja atau efisiensi para karyawan.
Percobaan kedua dimulai pada bulan April tahun 1927. Percobaan ini melibatkan kelompok kecil pekerja, yang terdiri dari enam orang gadis pekerja pada perakitan listrik.
Bulan Nopember, tahun 1931 percobaan terakhir dimulai. Tujuan observasi ini adalah untuk lebih memahami bagaimana norma-norma yang mengendalikan hasil kerja setiap organisasi dikembangkan oleh kelompok sosial para pekerja atau organisasi informal.
Konstribusi penting studi Howthorne. Penemuan-penemuan Hawthorn, bagaimanapun juga telah menambah dimensi-dimensi baru esensial bagi teori organisasi. Akhirnya percobaan-percobaan
BAB IV
TEORI ORGANISASI MODERN
Teori organisasi modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sitem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu system terbuka yang harus, bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.
Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang sisiplin limu pengetahuan. Interaksi dinamis antar proses-proses, bagian-bagian dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain, dan dengan lingkungan, merupakan inti pembahasan teori modern.
DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANSASI MODERN
Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, walaupun beberapa tulisan telah di buat sebelumnya.
Teori modern dalam banyak hal mendasar berbeda dengan teori klasik..
Pertama : teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi.
Teori modern, dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
Kedua : ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertical. Teori neoklasik, sebenarnya bukan teori, mengubah teori klasik dengan menekankan pentingnya aspek perilaku manusia dalam organisasi.
Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dengan konsep-konsep yang lebih maju.
Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sengat kompleks, dinamis, multilevel, multidimentional, multivariable, dan probabilistik.
Sebagai suatu system, organisasi terdiri atas 3 unsur :
(1) unsure strukturyang bersifat makro (2) unsure proses yang juga bersifat makro dan (3) unsur prilaku naggota organisasi yang bersifat mikro.
Teori Sistem Umum
Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal.
Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titik awal.
Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat sistem sebagai berikut :
1. struktur static
2. sistem dinamik sederhana
3. sistem sibernetik
4. sistem terbuka
5. sistem genetika social
6. sistem hewani
7. sistem manusiawi
8. sistem transdental
Konsep sistem ini menjadi dasar utama analisa organisasi dalam teori organisasi modern.
Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori sistem umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi. Perbedaannya hanya terletak pada tingkatan yang dicakup dalam bahasanya. Teori sistem umum membicarakan setiap tingkatan sistem, sedangkan teori organisasi modern memusatkan diri terutama pada tingkat organisasi manusia.
Kedua teori ini, teori organisasi modern dan teori sistem umum, mempelajari :
1. bagian-bagian dalam keseluruhan dan pergerakana individu di dalam dan di luar sistem.
2. interaksi individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam sistem.
3. interaksi di antara individu-individu dalam sistem.
4. masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.
PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
Berikut ini sebagai rnagkuman akan di bahas pendekatan-pendekatan manajemen, yaitu pendekatan-pendekatan proses, perilaku, kuantitatif, sistem dan situasional.
Pendekatan Proses
Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional, atau klasik.
Dalam bukunya yang berjudul The Elements of Administration, Lyndall Urwick menyebutkan dua puluh sembilan prinsip, sedangkan Fayol mengemukakan empat belas prinsip. Prinsip-prinsip ini dinyatakan kedua tokoh ini hamper mencakup semua prinsip pendekatan klasik.
Empat prinsip pendekatan proses klasik yang penting adalah : (1) kesatuan perintah, (2) persamaan wewenang dan tanggung jawab (3) rentang kendali yang terbatas (4) delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin.
Pendekatan Keperilakuan
Pendekatan keperilakuan muncul karena terhadap pendekatan klasik. Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi, mengemukakan bahwa pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja, Karena mengabaikan factor prilaku masing-masing individu yang berbeda-beda dalam organisasi. Pendekatan keperilakuan menekankan pentingnya kooperasi dan moral karyawan.
Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif sering dinyatakan dengan istilah management science atau opertions research (OR). Pendekatan ini terutam memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitatif.
Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dapat dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis, dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metoda kuantitatif untuk memperoleh hasil optimum. Pendekatan ini menganalisa masalah menajemen secara logic dan mengembangkan berbagai alternative keputusan pemecahannya.
Pendekatan Sistem
Merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori sistem umum atau analisis sistem. Pendekatan sistem terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas.
Pendekatan Situasional (Contingency)
Pendekatan Situasional muncul Karen ketidak puasan atas tanggapan keuniversalan dan kebutuhan memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Pendekatan ini menggunakan hubungan-hubungan fungsional “bila- maka” (if – then). Dimana “bila” menunjukkan variable-variabel lingkungan dan “maka” terdiri atas konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, yang mengarahkan ke pencapaian tujuan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar